Tour de Sumatra I

Cerita hampir 5 bulan lalu ...
Lama juga tulisan ini baru bisa tayang ...

Akhir Sya'ban kemarin keluarga kami ke Sumatera untuk menengok keponakan yang baru lahir. Ini ketiga kalinya saya dan keluarga pergi ke Sumatera. Kedua saudara saya memang tinggal di sana, adik di Palembang dan kakak di Rejang Lebong, Bengkulu. Jadi memang berkunjung ke sana masuk dalam agenda keluarga kami. Kali ini saya pergi bersama dengan Ayah, Ibu, dan adik sepupu. Kalau biasanya kita ke tempat adik di Palembang baru ke Bengkulu, kali ini kita menuju Bengkulu terlebih dahulu baru nantinya ke Palembang.

Kami memutuskan untuk pergi dengan pesawat mengingat efektifitas waktu. Dan kami memilih Garuda Indonesia karena memang ada kenyamanan lebih bila dibanding dengan maskapai lain. Terlebih bila mengingat waktunya yang menjelang liburan pasti rute-rute penerbangan semuanya ramai. Menurut saya manajemen Garuda masih yang terbaik, sebanding lah dengan harga tiketnya. Walaupun kali ini kebetulan dapat tiket yang agak miring harganya, he.


Untuk rute Yogya-Bengkulu kita akan transit dulu di Jakarta, karena memang di Garuda belum ada penerbangan langsung ke Bengkulu. Adi Sutjipto - Soekarno Hatta ditempuh dengan lancar. Sedangkan keberangkatan menuju Fatmawati Soekarno ada keterlambatan 15 menit. Terhitung masih wajar. Dan  cuaca juga lumayan cerah.

Beberapa kali check jadwal keberangkatan di situs Garuda, rencananya Jakarta-Bengkulu akan menggunakan pesawat CRJ. Dari google, baru saya tahu pesawat CRJ itu yang seperti ini.

Garuda Indonesia - CRJ ( sumber : wikipedia ) 
Penasaran juga waktu itu, bagaimana rasanya naik pesawat model ini. Tapi menjelang hari-H keberangkatan, di situs resmi Garuda Indonesia pesawatnya ganti Boeing 737-500. Mungkin karena peminatnya banyak, jadi pakai pesawat yang kapasitasnya lebih banyak. Ternyata saya belum beruntung, nggak jadi naik pesawat yang bentuknya mirip pensil ini.

Salah satu pelayanan plus dari Garuda adalah snack dan minumannya. Untuk penerbangan singkat, sekotak snack ini pas sekali untuk menemani perjalanan.


snacknya diumpetin, dibawa pulang ...
Ini pertama kalinya saya melihat Bandar Udara Fatmawati Soekarno. Saat kami turun bandara ini tidak begitu ramai. Berbeda sekali suasananya dengan Adi Sucipto Yogyakarta. Pas mau ambil barang juga kehabisan trolly, menurut petugasnya karena jumlahnya memang tidak banyak.


Dari Fatmawati Soekarno kita melanjutkan perjalanan ke Curup, Rejang Lebong. Dan ini adalah perjalanan dengan medan yang berat. Tanjakan, turunan, belokan entah berapa jumlahnya. Jalan pegunungan ini ternyata membuat saya hampir KO. Di perjalanan adik saya sempat mengirimkan sms : "Bawa plastik, kan ?" 
Hah, saya pikir kenapa mesti bawa plastik, kan saya nggak pernah mabok. Tapi ternyata adik saya benar, setelah sepupu saya muntah, saya hampir menyusulnya.

Perjalanan pulang Palembang-Yogyakarta kita naik Sriwijaya Air. Penerbangan ini transit satu kali di Jakarta.
Di Bandara SMB II, cukup lama kami menunggu. Pesawat yang akan membawa kami ke Jakarta terlambat sekitar setengah jam. Entah apa sebabnya, tidak ada pengumuman dari petugas bandara.

sungai Musi dan kota Palembang dari ketinggian
Di atas pesawat menuju Jakarta sebenarnya saya sudah menghitung waktu. Jarak antar penerbangan kami kurang lebih 1 jam-an. Jadi kalau dari Palembang terlambat 30 menit artinya sesampainya di Jakarta kami akan segera boarding ke pesawat yang menuju Yogyakarta. Itu belum termasuk waktu kami untuk berjalan menuju terminal keberangkatan dan antri daftar ulang di loket transit.

Dan benar saja, saat saya terima boarding pas baru, tertera di situ bahwa saya seharusnya sudah naik ke pesawat. Saat berjalan menuju gate, saya mendengar pangilan terakhir untuk penumpang Sriwijaya Air menuju Yogyakarta. Ya, itu adalah pesawat kami. Akhirnya kami harus lari-lari menuju gate.
Begini ya rasanya lari-lari mengejar pesawat. Kalau dipikir-pikir itu bukan kesalahan kami, tapi kami yang harus menanggungnya. Rasanya mau minta diskon deh. Dan ternyata kita bukanlah penumpang terakhir yang masuk ke pesawat itu. Beberapa saat kemudian masih ada bapak dan ibu lansia yang masuk sebelum akhirnya pesawat kami berangkat. Ini pertama kali kami mengalami hampir tertinggal pesawat. Walaupun semuanya berakhir baik, tapi  sempat bikin jengkel juga.

Pesawat kami beberapa kali melewati cuaca yang kurang baik. Jadi sempat agak tegang juga karena sebelumnya saya belum pernah punya pengalaman naik pesawat yang mengalami turbulensi. Alhamdulillah semua bisa terlewati dan kita mendarat dengan selamat di bandara Adi Sucipto.


Pantai Selatan Yogya dari ketinggian

Semoga pelayananmu semakin baik di masa mendatang ..

Baca juga Tour de Sumatera II ...


No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung. Maaf komentar akan dimoderasi terlebih dahulu. 🌼🌻🌸