Anda penggemar kuliner nusantara ? Anda pasti tahu bahwa nusantara kaya akan aneka jajanan khas daerah. Masing-masing mempunyai keunikannya sendiri. Dari penampilan, rasa, maupun namanya yang mempunyai arti tersendiri.
Salah satu keunikan itu adalah ada beberapa nama jajanan yang merupakan perulangan kata. Perhatikan beberapa nama jajanan ini, semuanya dinamai dengan kata ulang. Selain terkesan unik, nama jajanan ini juga terlihat jenaka ...
Salah satu keunikan itu adalah ada beberapa nama jajanan yang merupakan perulangan kata. Perhatikan beberapa nama jajanan ini, semuanya dinamai dengan kata ulang. Selain terkesan unik, nama jajanan ini juga terlihat jenaka ...
ONDE – ONDE
Anda pasti tidak asing dengan jajanan yang satu ini. Ini adalah onde-onde ketawa. Dibuat dari bahan dasar terigu, telur, gula dan air. Setelah semua bahan tercampur kalis, adonan kemudian dipulung bulat bulat kecil, dibalut dengan wijen kemudian digoreng. Selain karena rasanya yang manis dan gurih, onde-onde sangat digemari karena bentuknya yang indah merekah. Seiring perkembangan jaman, kue ini sering dikreasikan dengan penambahan parutan keju ke dalam adonan.
Selain terbuat dari terigu, ada juga onde-onde yang dibuat dari tepung ketan. Onde-onde ketan teksturnya lebih liat, rasanya gurih dengan isian kumbu kacang hijau yang manis.
BOLANG – BALING
Sering juga disebut galundheng, odading ( Jawa Barat ) atau roti bantal karena bentuknya seperti bantal. Berbahan dasar terigu protein tinggi, pada dasarnya bolang-baling adalah roti yang digoreng. Bentuknya ada yang mirip bantal, ada juga yang agak bulat. Roti ini berasa gurih manis di dalam dan manis legit di luarnya. Bila anda berkunjung ke Yogya saat bulan Maulud, sangat mudah menemukan jajanan ini, karena banyak sekali penjual bolang-baling dan onde-onde ketawa yang akan kita temui di sekitar Alun-alun Utara Yogya.
Hampir sama dengan onde-onde, camilan renyah ini berbahan dasar terigu, gula dan telur. Setelah ditambahkan mentega dan air, semua bahan dicampur hingga kalis, lalu adonan digilas, dipotong memanjang dan kemudian dibentuk dengan cara dipilin atau dikepang ( yang dalam bahasa Jawa : di untir ). Mungkin itu sebabnya kue ini akhirnya diberi nama untir-untir. Adonan yang telah dibentuk ini kemudian digoreng hingga matang. Snack ini berasa manis, gurih dan renyah, sangat cocok untuk teman bersantai atau minum teh.
Disebut alen-alen karena snack ini dibentuk menyerupai cincin ( bahasa Jawa : ali-ali ). Di Yogyakarta, sebagian masyarakat menyebut alen-alen dengan nama slondok. Berbahan dasar singkong rebus yang dihaluskan kemudian diberi bumbu, adonan dibentuk seperti cincin kemudian dijemur hingga kering. Alen-alen kemudian digoreng dan siap disajikan sebagai camilan atau sebagai pengganti krupuk saat makan. Dulu bahkan alen_alen dijual dengan diunting ( disusun ) pada sehelai tali bambu, biasanya isinya 5 biji tiap untingnya.
Di daerah lain seperti di Kebumen atau Purworejo ada makanan yang serupa dengan alen-alen, yaitu lanting. Bedanya kalau alen-alen dibuat dari singkong rebus yang diberi bumbu, lanting dibuat dari bahan dasar pati kanji, yaitu tepung yang diendapkan dari parutan singkong.
AREM – AREM
Anda pasti tahu lemper. Nah, arem-arem sama persis dengan lemper. Hanya saja, jika lemper dibuat dari beras ketan yang diisi daging, arem-arem dibuat dengan bahan dasar beras. Beras dimasak bersama santan sehingga menjadi nasi gurih atau nasi uduk. Nasi gurih ini diisi sesuai selera kita, lalu dibungkus seperti lemper dan kemudian dikukus. Biasanya arem-arem diberi isian tumisan tempe tahu atau tumisan daging ayam. Sangat cocok sebagai bekal saat bepergian atau sebagai pengganti sarapan.
ONGOL – ONGOL
Ongol-ongol dibuat dari bahan dasar tepung sagu dan air gula merah yang telah direbus sebelumnya. Adonan tepung ini dimasak hingga kental dan meletup letup, kemudian dituang ke dalam loyang dan dibiarkan dingin. Ongol-ongol biasanya disajikan dalam bentuk potongan-potongan kecil yang dicampur dengan parutan kelapa setengah tua. Selain itu ada juga ongol-ongol yang dibuat dari bahan dasar parutan singkong yang dipadukan dengan rebusan santan dan gula. Berbeda dengan ongol-ongol sagu, adonan ongol singkong dituang di loyang atau pinggan tahan panas dulu baru kemudian dikukus hingga matang.
AWUG – AWUG
Entah apa arti kata “awug’ dan dari mana asal kue ini, yang pasti awug-awug mempunyai sangat banyak variasi. Diantaranya adalah awug-awug di tempatku. Di Yogya, awug-awug adalah kue tradisional yang terbuat dari campuran tepung ketan, tepung beras, gula pasir dan parutan kelapa. Bahan bahan tersebut kemudian dicampur, dan dikukus dengan alas daun pisang. Manis, gurih dan wangi adalah ciri dari kue ini. Dulu saat aku masih kecil awug-awug dibuat berlapis dua, warna merah dan putih, yang disajikan dalam potongan-potongan kecil.
Di daerah lain, awug-awug dibuat dari tepung beras, kelapa, gula merah dan daun pandan untuk menambah aroma. Dikukus dalam wadah kerucut, sehingga nantinya berbentuk seperti tumpeng. Berwarna putih berselang seling dengan gula merah, kue ini kemudian dipotong-potong dan disajikan dengan parutan kelapa.
Versi lainnya adalah awug-awug yang dibuat dari sagu mutiara. Sagu mutiara yang sudah direbus setengah matang dicampur gula pasir dan kelapa. Dibungkus dengan daun pisang sesuai selera, adonan kemudian dikukus.
Dan masih ada lagi awug-awug yang di buat dari parutan singkong dan tepung beras atau perpaduan tepung jagung dengan tepung beras.
Itulah beberapa contoh jajanan yang mempunyai nama unik. Anda mau menambahkan ? Yuk, kita perkaya pengetahuan kita tentang jajanan nusantara.
onde-onde sama arem-aremnya bikin ngiler mbak.. kalau ongol-ongol aku belum pernah makan.. trus kalo awug-awug ini bisa didapet dimana mbak? di pasar kota gede ada kah? belum pernah liat soalnya.. atau udah pernah liat tapi nggak tau namanya :|
ReplyDeleteKalau awug-awug versi Yogya jarang ketemu. Bikin sendiri saja:tepung beras + tepung ketan = 1:1, dicampur dengan kelapa parut, gula pasir, garam sesuai selera, beri warna sesuai selera, kukus di loyang yang sudah di alas daun pisang.
Deleteitu penganan ringan yg sering saya konsumsi hampir tiap hari semua.
ReplyDeleteYa, betul, di area Jogja atau Jawa Tengah penganan itu rata-rata sudah familiar.
Delete