Mengapa
memilih menjadi perawat ? Kalau pertanyaan ini diajukan 15 tahun yang lalu,
mungkin aku juga tidak tahu jawabnya . Teringat saat itu setelah lulus SMA,
harus memilih program pendidikan yang relatif singkat, yang itu berarti lebih
sedikit biaya yang harus dikeluarkan oleh orang tua, lokasinya dekat dan
yang tidak kalah penting peluang kerja terbuka lebar. Akademi Perawatan
akhirnya dipilih karena memenuhi semua kriteria.
Hari ini genap 12 tahun kujalani profesi ini. Belum seberapa bila dibanding rekan senior yang hampir 30 tahun menjalaninya. Aku belum separuhnya…
Namun
begitu waktu yang singkat itu telah menggoreskan banyak warna. Kulewati masa
kerja 0 tahun hingga sekarang dalam lingkungan kerja yang begitu dinamis.
Membantu klien yang berasal dari latar belakang yang berbeda. Bersama insan
seprofesi dan teman sejawat yang kadang-kadang “ajaib” watak dan karakternya.
Setiap profesi pasti mempunyai pengalaman yang unik. Begitu juga dengan perawat, ada pengalaman-pengalaman yang tidak bisa ditemui oleh profesi lain. Pengalaman yang tidak semuanya bisa diungkapkan melalui kata maupun pena. Menjadi perawat membuat kita selalu ingat bahwa kita adalah orang yang sangat beruntung. Merawat klien dengan semua masalahnya, dari yang baik prognosisnya hingga yang divonis penyakitnya abadi. Semua itu menyadarkan kita bahwa kesehatan itu sangat mahal, tak ternilai.
Menjadi ujung tombak pelayanan, perawat menjadi orang yang paling sering berinteraksi dengan pelanggan ( pasien ). Akibatnya perawat yang paling sering menerima komplain, bahkan kadang-kadang tumpahan kemarahan dan caci maki tanpa alasan yang benar. Karakter individu yang unik kadang menjadi sumber konflik. Walaupun sikap profesionalisme berusaha dikedepankan, namun kadang karakter individulah yang mendominasi. Memang tidak mudah untuk merawat pasien secara utuh, tidak hanya fisik tetapi juga psiko sosio kultural dan spiritualnya.
Langkah ini melewati waktu dalam ketidaksempurnaan. Begitu banyak kekhilafan dan kemaksiatan. Ketidaksabaran menghadapi lingkungan, yang sebenarnya itu diberikan Allah sebagai ujian. Akhirnya, berdoa dan bersyukur adalah obat penawar yang paling manjur.
Yaa
Rabbi, kokohkanlah punggung ini
Mudahkanlah urusan kami
Lapangkanlah rezeki kami
Pertahankan aku di sana bila tempat itu yang terbaik
Sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi tempat
Amiin . . .
Mudahkanlah urusan kami
Lapangkanlah rezeki kami
Pertahankan aku di sana bila tempat itu yang terbaik
Sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi tempat
Amiin . . .
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah berkunjung. Maaf komentar akan dimoderasi terlebih dahulu. 🌼🌻🌸